Sunday, November 16, 2008

DAMPAK MEDIS SHALAT TAHAJJUD

Sholat Tahajjud ternyata tak hanya membuat seseorang yang melakukannya
mendapatkan tempat (maqam) terpuji di sisi Allah (Qs Al-Isra:79) tapi
juga sangat penting bagi dunia kedokteran. Menurut hasil penelitian Mohammad
Sholeh, dosen IAIN Surabaya, salah satu shalat sunah itu bisa
membebaskan
seseorang dari serangan infeksi dan penyakit kanker.

Tidak percaya? Cobalah Anda rajin-rajin sholat tahajjud. "Jika anda
melakukannya secara rutin, benar, khusuk, dan ikhlas, niscaya Anda
terbebas
dari infeksi dan kanker". Ucap Sholeh. Ayah dua anak itu bukan'tukang
obat' jalanan. Dia melontarkan pernyataanya itu dalam desertasinya
yang
berjudul 'Pengaruh Sholat tahajjud terhadap peningkatan Perubahan
Response
ketahanan Tubuh Imonologik: Suatu Pendekatan Psiko-neuroimunologi"
Dengan
desertasi itu, Sholeh berhasil meraih gelar doktor dalam bidang ilmu
kedokteran pada Program Pasca Sarjana Universitas Surabaya, yang
dipertahankannya Selasa pekan lalu.

Selama ini, menurut Sholeh, tahajjud dinilai hanya merupakan ibadah
salat
tambahan atau sholat sunah. Padahal jika dilakukan secara kontinu, epat
gerakannya, khusuk dan ikhlas, secara medis sholat itu menumbuhkan
respons ketahannan tubuh (imonologi) khususnya pada imonoglobin M, G, A
dan
limfosit-nya yang berupa persepsi dan motivasi positif, serta dapat
mengefektifkan kemampuan individu untuk menanggulangi masalah yang
dihadapi
(coping).

Sholat tahajjud yang dimaksudkan Sholeh bukan sekedar menggugurkan
Status sholat yang muakkadah (Sunah mendekati wajib). Ia menitikberatkan ada
sisi rutinitas sholat, ketepatan gerakan, kekhusukan, dan keikhlasan.

Selama ini, kata dia, ulama melihat masalah ikhlas ini sebagai
persoalan
mental psikis. Namun sebetulnya soal ini dapat dibuktikan dengan
tekhnologi kedokteran. Ikhlas yang selama ini dipandang sebagai
misteri,dapat dibuktikan secara kuantitatif melalui sekresi hormon
kortisol. Parameternya, lanjut Sholeh, bisa diukur dengan kondisi
tubuh.
Pada kondisi normal, jumlah hormon kortisol pada pagi hari normalnya
antara 38-690 nmol/liter. Sedang pada malam hari-atau setelah pukul
24:00
normalnya antara 69-345 nmol/liter. "Kalau jumlah hormon kortisolnya
normal, bisa diindikasikan orang itu tidak ikhlas karena tertekan.
Begitu
sebaliknya. Ujarnya seraya menegaskan temuannya ini yang membantah
paradigma lama yang menganggap ajaran agama (Islam) semata-mata dogma
atau
doktrin.
Sholeh mendasarkan temuannya itu melalui satu penelitian terhadap 41
responden sisa SMU Luqman Hakim
Pondok Pesantren Hidayatullah, Surabaya.Dari 41 siswa itu, hanya 23
yang
sanggup bertahan menjalankan sholat tahajjud selama sebulan penuh.
Setelah
diuji lagi, tinggal 19 siswa yang bertahan sholat tahjjud selama dua
bulan. Sholat dimulai pukul 02-00-3:30! sebanyak 11* rakaat, masing
masing
dua rakaat empat kali salam plus tiga rakaat. Selanjutnya, hormon
kortisol
mereka diukur di tiga laboratorium di Surabaya (paramita, Prodia dan
Klinika).

Hasilnya,ditemukan bahwa kondisi tubuh seseorang yang rajin bertahajjud
secara ikhlas berbeda dengan orang yang tidak melakukan tahajjud. Mereka
yang rajin dan ikhlas bertahajud memiliki ketahanan tubuh dan kemampuan
individual untuk menaggulangi masalah-masalah yang dihadapi dengan
stabil.
"Jadi sholat tahajjud selain bernilai ibadah, juga sekaligus sarat
dengan
muatan psikologis yang dapat mempengaruhi kontrol kognisi.

Dengan cara memperbaiki persepsi dan motivasi positif dan coping yang
efectif, emosi yang positif dapat menghindarkan seseorang dari
stress,"Nah,
menurut Sholeh, orang stress itu biasanya rentan sekali terhadap
penyakit
kanker dan infeksi. Dengan sholat tahajjud yang dilakukan secara rutin
dan
disertai perasaan ikhlas serta tidak terpaksa, seseorang akan memiliki
respons imun yang baik, yang kemungkinan besar akan terhindar dari
penyakit
infeksi dan kanker. Dan, berdasarkan hitungan tekhnik medis menunjukan,
sholat tahajjud yang dilakukan seperti itu membuat orang mempunyai
ketahanan tubuh yang baik.

Sebuah bukti bahwa keterbatasan otak manusia tidak mampu mengetahui
semua
rahasia atas rahmat, nikmat, anugrah yang diberikan oleh ALLAH
kepadanya. Haruskah kita menunggu untuk bisa masuk diakal kita???????

Seorang Doktor di Amerika telah memeluk Islam karena beberapa eajaiban
yang di temuinya di dalam penyelidikannya. Ia amat kagum dengan
penemuan
tersebut sehingga tidak dapat diterima oleh akal fikiran. Dia adalah
seorang Doktor Neurologi. Setelah memeluk Islam dia amat yakin
pengobatan
secara Islam dan oleh sebab itu ia telah membuka sebuah klinik yang
bernama "Pengobatan Melalui Al Qur'an" Kajian pengobatan melalui
Al-Quran
menggunakan obat-obatan yang digunakan seperti yang terdapat didalam
Al-Quran. Di antara berpuasa, madu, biji hitam (Jadam) dan sebagainya.

Ketika ditanya bagaimana dia tertarik untuk memeluk Islam maka Doktor
tersebut memberitahu bahwa sewaktu kajian saraf yang dilakukan,
terdapat
beberapa urat saraf di dalam otak manusia ini tidak dimasuki oleh
darah.
Padahal setiap inci otak manusia memerlukan darah yang cukup untuk
berfungsi secara yang lebih normal. Setelah membuat kajian yang memakan
waktu akhirnya dia menemukan bahwa darah tidak akan memasuki urat
saraf
di dalam otak tersebut melainkan ketika seseorang tersebut bersembahyang
yaitu ketika sujud. Urat tersebut memerlukan darah untuk beberapa saat
tertentu saja. Ini artinya darah akan memasuki bagian urat tersebut
mengikut kadar sembahyang waktu yang diwajibkan oleh Islam.

Begitulah keagungan ciptaan Allah. Jadi barang siapa yang tidak
menunaikan
sembahyang maka otak tidak dapat menerima darah yang secukupn! ya untuk
berfungsi secara normal. Oleh karena itu kejadian manusia ini
sebenarnya
adalah untuk menganut agama Islam "sepenuhnya" karena sifat fitrah
kejadiannya memang telah dikaitkan oleh Allah dengan agamanya yang
indah
ini.

Kesimpulannya: Makhluk Allah yang bergelar manusia yang tidak
bersembahyang
apalagi bukan yang beragama Islam walaupun akal mereka berfungsi secara
normal tetapi sebenarnya di dalam sesuatu keadaan mereka akan hilang
pertimbangan di dalam membuat keputusan secara normal. Justru itu tidak
heranlah manusia ini kadang-kadang tidak segan-segan untuk melakukan
hal-hal yang bertentangan dengan fitrah kejadiannya walaupun akal mereka
mengetahui perkara yang akan dilakukan tersebut adalah tidak sesuai
dengan
kehendak mereka karena otak tidak bisa untuk mempertimbangkan secara
lebih
normal. Maka tidak heranlah timbul bermacam-macam gejala-gejala social masyarakat saat ini.

No comments: